• Kamis, 18/04/2024 22:44 WIB
Sebanyak 30 negara, termasuk Sirkuit Internasional Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia The International Ice Stars in Peter Pan on Ice di Jakartadi Indonesia Arena di Undur Sampai Bulan Desember 2024

SMW Jakarta 2019: Mendorong Masyarakat Menyadari dan Bertanggung Jawab Menggunakan Media Sosial

- Kamis, 17/10/2019 23:49 WIB
SMW Jakarta 2019: Mendorong Masyarakat Menyadari dan Bertanggung Jawab Menggunakan Media Sosial
Istimewa

Social Media Week (SMW) Jakarta 2019 tinggal menghitung hari. Dengan mengusung tema “Stories: With Great Influence Comes Great Responsibility”, rangkaian acara yang akan digelar pada 11-15 November 2019 Senayan City Jakarta ini akan menjadi ajang berbagi informasi dan konferensi tentang ide, inovasi, dan wawasan terbaik seputar media sosial dan teknologi dalam perubahan bisnis, masyarakat dan budaya di seluruh dunia. Topik-topik yang akan dibawakan diharapkan dapat bermanfaat bagi audiens, baik sebagai user, media creator, developer, marketer, influencer maupun brand strategist dari beragam industri kreatif dan teknologi untuk mendapatkan insight dan wawasan terkini mengenai perkembangan media sosial dan teknologi.

“Topik penting yang akan diangkat dalam perhelatan ini adalah Social Media & Society, The Future of Brands dan Influence Equation yang keseluruhannya saling berkaitan dalam bagaimana kita hidup dalam era yang terintegrasi dan saling terhubung, bagaimana kita memanfaatkan teknologi untuk menjangkau audiens dan konsumen kita, serta sejauh mana sebuah ‘pengaruh’ dapat membuat perubahan dalam kita berusaha,” kata Antonny Liem, Chairman Social Media Week Jakarta dan Chief Executive Officer PT Merah Cipta Media.

Media sosial saat ini dapat dikatakan sudah masuk di hampir semua segi kehidupan masyarakat. Bahkan cara kita bermasyarakat dan berbisnis pun banyak dipengaruhi oleh media sosial. Penggunaan media sosial yang tepat dapat dalam bermasyarakat dan berbisnis akan berdampak pada orang lain, tergantung pada konten yang disampaikan kepada pengikut (followers), baik konten yang bernilai edukatif, positif, inspiratif, informatif dan bermanfaat maupun yang berdampak negatif dan menyesatkan.

Cukup banyak fakta sosial yang mengungkapkan gejala memprihatinkan terkait penggunaan media sosial, mulai dari para pesohor yang depresi atau meninggal akibat komentar negatif para haters, penyebaran konten dan informasi palsu atau hoax mengandung unsur SARA, hingga penyalahgunaan media sosial yang dijadikan sarana penipuan oleh orang-orang yang kurang bertanggung jawab. Akibatnya, ada sebagian influencers atau seleb di media sosial mulai meninggalkan platform media sosial karena dianggap menjadi salah satu pemicu kesehatan mental.

Banyak pula ditemui influencer populer dalam maupun luar negeri, menutup akun pribadinya untuk sementara, benar-benar rehat dan kembali lagi dengan konten yang lebih baik dan inspiratif. Bahkan, saat ini salah satu platform media sosial sedang melakukan percobaan untuk menghilangkan fitur like di Instagram, karena dinilai sering memicu stress dan depresi. Fitur untuk mem-block kata-kata tidak pantas, membuat pop-up message sebagai content advisory untuk hashtag semisal #depression atau #suicide sudah diluncurkan untuk meminimalisir konten dengan hashtag tersebut.

Oleh sebab itu, kita perlu menyadari: bagaimana cara bersikap dan beretika di masyarakat dalam penggunan media sosial yang sesungguhnya; bagaimana hubungan media sosial dengan influencer; apakah konten yang dibagikan oleh influencer relevan dan sesuai dengan pengikutnya? “Melalui SMW Jakarta 2019, masyarakat luas diharapkan lebih meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab dalam menyebarkan suatu konten dengan cara mendidik, mengarahkan dan menumbuhkan serta perlu berbagi dan bertindak, karena hal ini bukan hanya merupakan tanggung jawab dari platform, para pengguna juga berperan dalam membalikkan tren meningkatnya penyebaran informasi dan hal negatif,” kata Antonny.

Oddie Randa, Managing Director Gushcloud Indonesia berpendapat bahwa media sosial memiliki peran penting dalam pembentukan budaya masyarakat era digital. “Pemerataan pengaruh yang dibawa oleh media sosial memberi kesempatan bagi siapa saja untuk memiliki akses ke cakupan audiens yang lebih luas. Semua orang memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menjadi terkenal, dan memiliki akses yang lebih mudah untuk memperoleh fanbase atau lingkaran pengaruh mereka masing-masing,” papar Oddie.

Peranan media sosial di area bisnis atau digital marketing juga terlihat, meliputi perluasan area bisnis dan target audience yang akan berdampak terhadap reputasi brand atau bisnis. Kini, pelaku bisnis online yang menggunakan platform media sosial pun tak terhingga jumlahnya, karena dinilai lebih praktis dan dianggap dapat menjangkau target audience yang saat ini diminati kaum muda. Media

sosial juga berperan dalam mencerminkan citra diri pengguna atau orang lain bahkan seorang influencer, serta menjadi penunjang perluasan jaringan relasi.

Salah satu bentuk pemanfaatan media sosial yang sering digunakan masyarakat adalah strategi penggunaan influencer marketing untuk sebuah kampanye dalam rangka meningkatkan citra brand (brand image) dan kesadaran brand (brand awareness) untuk mempengaruhi daya beli konsumen pada suatu produk. Alasan penggunaan influencer marketing dalam strategi pemasaran tersebut dilakukan karena saat ini ada perubahan tren dan pergeseran perhatian audiens yang sebelumnya mudah dipengaruhi iklan dan kini cenderung memilih role model atau influencer. Alasannya, influencer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap para pengikut (followers) sehingga dapat mempengaruhi pengikut untuk menyukai suatu produk, membeli dan loyal dengan produk tersebut.

Dalam perjalanannya, strategi influencer dalam sebuah aktivitas pemasaran ternyata memunculkan fakta negatif dan kritik, karena dapat menjadi kendala dalam proses strategi pemasaran suatu bisnis baru. Faktanya banyak influencer yang mengambil untung dan kerap menggunakan kata kunci eksposur yang belum dapat diterjemahkan sebagai nilai tukar dalam proses peningkatan daya beli suatu produk. Ironisnya, influencer bertindak kurang terpuji dengan menggunakan mesin untuk “membeli” like sehingga bisnis-bisnis baru yang belum memperoleh profit justru semakin merugi dengan eksposur tersebut.

Acara dan Pembicara

Rangkaian kegiatan SMW Jakarta diawali dengan Workshop (11-15 November), kemudian sesi Conference yang diselenggarakan secara paralel dengan sesi Community Meet-Up (13–15 November), dan Exhibition di area The Hall dan area dalam mal Senayan City, serta sesi Satellite Events/Sesi Satelit (11-12 November) yang berada diluar area utama dan terbuka untuk umum.

Dalam sesi konferensi, beberapa sesi pembicara yang sesuai dengan topik Social Media & Society dan Influence Equation antara lain; It’s Time To Be a Responsible Netizen (Anita Wahid, Presidium, MAFINDO), Living in Social Media Today and Tomorrow (Najwa Shihab) dan Do Influencer Really Have Influence (Oddie Randa, Managing Director, Gushcloud Indonesia).

Sesi pembicara lainnya yang berhubungan dengan bisnis, sesuai topik The Future of Brands adalah; Is Social Media Honest? The Customer Perspective (Julien Chevignon, Regional CEO, APAC, YouGov), Building True Influence (Nadya Hutagalung), Building Trust In an Era of Mistrust (Guy Kellaway, Head of Marketing Services and Communications at Nestle Indonesia dan Radityo Prabowo, Chief Executive

Officer at DANIEL J. EDELMAN GROUP LIMITED) dan Customer Centric Communication Design To Future-Proof Brand (Yhanuar Purbokusumo, Strategy Director, Mirum & Mark Verhagen, Creative Director, Mirum).

Dalam sesi Community Meet-Up, sejumlah topik yang akan dibahas antara lain: How To Create Storytelling for Impact (Kitabisa), The Power of K-Pop Community on Social Media (Kekoreaan Kaskus), Mengembangkan Industri E-Sports dengan Formula Startups Indonesia (Hybrid), How to be Human: What Really Mean by Social Media Connection (GoWork), Young Creators Are the Present And Future of Entertainment (Made Entertainment), Yoga & Society: Healthy and Empowering (Riana Yoga Institute), dan How to Convert Engagement Into Acquisition (SMSC).

Selain itu akan hadir sejumlah pelaku industri yang ahli di bidangnya, tokoh menonjol yang memiliki dampak dalam industry digital dan komunitas secara umum yang akan tampil menjadi pembicara di SMW Jakarta 2019 diantaranya Nadya Hutagalung (UN Environment Goodwill Ambassador Founder of Let Elephants Be Elephants), Najwa Shihab (Jurnalis), Nathan McDonald (CEO We Are Social), dan Karen Cheng (Head Social of 9GAG).

Pada kesempatan acara tersebut, SMW Jakarta 2019 dan Socialbakers akan mengumumkan Socially Devoted Award untuk kategori Most “Socially Devoted” Brand on Facebook in 2019, Most “Socially Devoted” Brand on Twitter in 2019, Most Engaging Brand on Facebook in 2019, Most Engaging Brand on Instagram in 2019, Most Engaging Brand on Twitter in 2019 dan Most Engaging Brand on YouTube in 2019. Nominasi penghargaan ini akan diumumkan 12 November dan pengumuman pemenang akan dilaksanakan dalam konferensi pada 14 November 2019.

Informasi terkini mengenai SMW Jakarta 2019 dapat diperoleh di website smwjakarta.com. Tiket Social Media Week Jakarta 2019 sudah dapat diperoleh di Tiket.com.

 

  

Tags

Artikel Terkait

Terkini