• Jum'at, 29/03/2024 16:28 WIB
Sebanyak 30 negara, termasuk Sirkuit Internasional Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia The International Ice Stars in Peter Pan on Ice akan hadir di Jakarta saat libur Lebaran 2024 14 & 15 April di Indonesia Arena

Bantuan Kemanusiaan untuk Anak dan Keluarga Pengungsi Erupsi Gunung Ili Lewotolok, Lembata  

- Jum'at, 04/12/2020 11:23 WIB
Bantuan Kemanusiaan untuk Anak dan Keluarga Pengungsi  Erupsi Gunung Ili Lewotolok, Lembata  
Ist

Sejak Minggu (29/11), ribuan masyarakat di Kabupaten Lembata, NTT, terpaksa mengungsi akibat erupsi Gunung Ili Lewotolok. Berdasarkan kaji cepat kebutuhan (Rapid Need Assessment/RNA) yang dilakukan tim tanggap darurat Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia), diketahui bahwa ada sekitar 17.293 orang, termasuk anak-anak, atau 4.808 keluarga dari 26 desa di Lembata yang terdampak erupsi ini.

Menindaklanjuti hal tersebut, Plan Indonesia sebagai organisasi yang memperjuangkan perlindungan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan, bergerak menyalurkan bantuan untuk memastikan pendampingan dan pemenuhan hak anak di situasi bencana ini. Kabupaten Lembata merupakan salah satu wilayah kerja Plan Indonesia di NTT sejak 2006. Sebanyak 9.953 anak dampingan Plan Indonesia berusia 0 sampai 18 tahun yang berasal dari keluarga termarjinalkan, tinggal di wilayah tersebut. Sebagian dari mereka pun terdampak erupsi Gunung Ili Lewotolok dan terpaksa mengungsi sejak Minggu lalu. 

Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Yayasan Plan International Indonesia, berharap agar bantuan dari Plan Indonesia dapat meringankan beban anak-anak dan keluarga yang terdampak.

"Plan Indonesia berada bersama anak-anak dan keluarga terdampak di Lembata. Kami akan berusaha membantu agar mereka, khususnya anak-anak, tetap mendapatkan hak-hak mereka, termasuk pendidikan yang layak selama di pengungsian, perlindungan anak dan manajemen kebersihan menstruasi. Tentunya dengan melaksanakan protokol kesehatan di tengah pandemik COVID-19 ini," tegas Dini.

 Beragam jenis bantuan dibutuhkan untuk mengurangi risiko yang mengancam kesehatan, keselamatan anak dan keluarganya di pengungsian. Di antaranya, risiko penyakit menular, pelecehan seksual, kekerasan, maupun berkurangnya akses terhadap pendidikan karena kondisi yang tidak kondusif.

Riska (16 tahun), seorang anak perempuan dampingan Plan Indonesia yang terdampak erupsi, menyuarakan hal-hal yang dibutuhkan oleh anak-anak di pengungsian. Misalnya, bantuan psikososial bagi anak untuk melewati trauma paska erupsi, ruang aktivitas ramah anak, juga tempat pengungsian yang bersih.

“Saya berharap bisa mendapat tempat pengungsian yang bersih dan aman untuk anak-anak sehingga kami dapat tinggal sementara dengan nyaman dan fokus belajar. Saat ini, kami sedang menghadapi ujian online. Saya berharap bisa tetap mengikuti ujian ini dengan baik,” ujar Riska saat ditemui di salah satu titik pengungsian di kota Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT, Kamis (3/12).

Untuk membantu anak-anak yang terdampak seperti Riska dan keluarganya, Plan Indonesia bergerak memberikan bantuan dalam tiga hal, yaitu perlindungan anak, akses terhadap air bersih, sanitasi, dan higiene (WASH), juga bantuan pendidikan. Bantuan ini akan diberikan dalam beberapa bentuk, termasuk penyaluran alat pembelajaran dan peralatan higiene menstruasi. Selain itu, Plan Indonesia juga mendirikan ruang ramah anak dan menyalurkan bantuan psikososial kepada anak-anak, sekaligus memberikan pelatihan ulang (refreshment) kepada guru-guru binaan terkait pendidikan yang layak dalam situasi darurat. (***

 

 

Tags

Artikel Terkait

Terkini