• Sabtu, 20/04/2024 07:01 WIB
Sebanyak 30 negara, termasuk Sirkuit Internasional Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia The International Ice Stars in Peter Pan on Ice di Jakartadi Indonesia Arena di Undur Sampai Bulan Desember 2024

JEJAK AISYAH SALAH SATU GERAKAN MENGENALKAN JUMPUTAN SEBAGAI SALAH SATU WASTRA NUSANTARA

- Jum'at, 04/06/2021 12:02 WIB
JEJAK AISYAH SALAH SATU GERAKAN MENGENALKAN JUMPUTAN SEBAGAI SALAH SATU WASTRA NUSANTARA
Ist

Kain jumputan cantik yang dibuat lewat proses yang rumit, tapi kurang dikenal masyarakat. Lewat Jejak Aisyah, Angel Eva Christine memanfaatkan jejaring dan diversifikasi produk untuk membantu para perajin sekaligus memperkenalkan kain Jumputan ke masyarakat luas.

Kepindahan ke Palembang mengenalkan Angel Eva Christine ke kain jumputan. Jatuh cinta kepada produk kerajinan tangan itu dan kini berusaha keras mengenalkannya ke jagat yang lebih luas.

’’Yang membuat saya tergerak, kain jumputan itu cantik, tapi masih kalah (terkenal) dari jenis kain lain seperti songket atau batik,’’ kata Angel

Padahal, banyak perajin lokal di Palembang yang menggantungkan hidup dari membuat kain itu. Dari sanalah dia tergerak mendirikan Jejak Aisyah pada Februari 2020. Aisyah adalah nama mualafnya.

@JejakAisyah yaitu gerakan untuk meninggalkan Jejak Kebaikan terutama dalam hal ini membantu pengrajin Jumputan Palembang, sekaligus memperkenalkan kain Palembang kepada masyarakat luas dan setiap 2,5 persen dari kain yg terjual disalurkan di #SedekahJumat untuk orang-orang yang membutuhkan

Kain jumputan memikat Angel selain karena tampilannya, juga karena pembuatannya. Untuk kain sepanjang 3 meter, dibutuhkan waktu pengerjaan minimal tujuh hari.

Menjadi perajin, kain apa pun, memang tidak mudah dan butuh skill khusus. Namun, yang membuat Angel tergerak adalah nasib kain jumputan saat ini.

Effort yang dikeluarkan untuk membuat selembar kain tidak sebanding dengan apa yang mereka terima, karena tidak banyak yang tau dan mengapresiasi.

’’Logikanya ketika kita membantu perajin untuk menjual hasil karya mereka, maka perajin bias bertahan hidup dan yang jadi PR (pekerjaan rumah) kita bersama, ada banyak orang, bahkan orang Palembang sendiri, yang belum bisa membedakan mana kain jumputan asli dan tidak,’’ ujarnya

Angel memberi contoh, sejak pertama mengenal kain jumputan, dirinya tahu kain itu kerap memiliki lubang-lubang di beberapa titik.

Dia miris karena banyak orang yang mengira kain dengan lubang kecil itu kurang bagus.

’’Padahal, itu kain yang asli dan hampir 100 persen pasti dikerjakan oleh perajin langsung.

Pandemi yang melanda sekarang ini, sangat berdampak terhadap para perajin. Melalui “Jejak Aisyah” angel mengajak ke seluruh masyarakat untuk mensupport pengrajin dengan cara memakai hasil karya perajin. Hasil karya tangan-tangan perajin seperti kain, tas, gelang, dsb bisa anda lihat melalui instagram @JejakAisyah    

Tags

Artikel Terkait

Terkini