• Rabu, 24/04/2024 12:49 WIB
Sebanyak 30 negara, termasuk Sirkuit Internasional Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia The International Ice Stars in Peter Pan on Ice di Jakartadi Indonesia Arena di Undur Sampai Bulan Desember 2024

Sukses di Dunia Maya, Film Perjalanan Pembuktian Cinta akan Rilis versi Layar Lebar

- Senin, 30/01/2023 18:55 WIB
Sukses di Dunia Maya, Film Perjalanan Pembuktian Cinta akan Rilis versi Layar Lebar
Foto istimewa

Lembaga training berbasis ilmu-ilmu Al Qur’an dan hadist PPA Institute baru-baru ini meluncurkan film pendek berjudul Perjalanan Pembuktian Cinta (PPC). Film bernafaskan Islam yang diangkat dari novel best-seller dengan judul yang sama tersebut merupakan kisah nyata dari seorang penghafal Al-Qur’an (hafidzah) bernama Nusaibah Azzahra. Film yang ditayangkan di platform digital ini sukses menjadi perbincangan di kalangan warganet di media sosial dan akan diangkat dalam versi layar lebar.

Menurut pendiri PPA Institute sekaligus produser film Rezha Rendy, karya sinema bertema Islam memiliki segmen tersendiri di Indonesia. Sederet film-film box office nasional juga rata-rata diduduki oleh film Islami, selain film bergenre horor dan komedi romantis. Kelebihan film ini, tuturnya, diangkat dari kisah nyata yang benar-benar menginspirasi ribuan pembaca novelnya.

“Banyaknya platform digital untuk menonton film sebenarnya merupakan peluang besar bagi para sineas Indonesia dalam membuat film religi. Alhamdulillah, trailer Perjalanan Pembuktian Cinta di Tiktok sudah ditonton lebih dari 700 ribu kali, dan wawancara dengan narasumber utama kisah ini di Youtube Dewa Eka Prayoga pun sudah ditonton lebih dari 2,6 juta viewers, dengan ratusan komentar positif serta dukungan untuk diangkat ke layar lebar. Tentu ini angka yang sangat menggembirakan,” tuturnya di Jakarta (17/1).

Jadwal produksi, tutur Rendy, akan dimulai pada Maret 2023 ini dan rencana akan ditayangkan di bioskop-bioskop seluruh Indonesia pada tahun ini juga. Saat ini tim PPA Institute yang bekerjasama dengan FMM Studios telah melakukan finalisasi dari sisi skenario, pemeran utama, lokasi syuting dan anggaran.

“Lokasi yang akan menjadi tempat pengambilan gambar ada di beberapa kota dan juga luar negeri. Selain itu, ada juga pesantren dan beberapa spot menarik lainnya.”

Rendy mengatakan bahwa beberapa perusahaan dan brand terkenal turut juga menjadi sponsor film tersebut.

“Film ini didukung oleh ekosistem yang sangat solid, mulai dari komunitas PPA Institute yang mencapai lebih dari 300 ribu anggota, subscriber Youtube FMM yang mencapai lebih dari 700 ribu orang, serta jaringan komunitas PPA lainnya. Belum termasuk follower dari para pemain yang dilibatkan dalam film ini.”

Rendy menyebutkan beberapa perusahaan dari industri kecantikan, perbankan syariah, consumers goods, telekomunikasi, BUMN serta lembaga pemerintahan telah menjadi sponsor PPC, salah satunya adalah Laili Waiteu yang merupakan merek minuman kesehatan pemutih kulit. Namun saat ini pihaknya masih membuka diri terhadap siapapun yang ingin turut andil dalam mendukung proses produksi film tersebut.

“Kami juga menayangkan web series dari film ini sebelum ditayangkan di layar lebar. Tentu ini bisa menjadi jalan bagi para pemilik brand untuk memperkenalkan produknya kepada pasar dengan cara soft-selling dan  menghibur,” ungkapnya.

Film PPC berkisah tentang perjalanan cinta Fathiya dan Reyhan, dua sahabat masa kecil yang dipertemukan kembali saat dewasa. Takdir berkata lain, Fathiya memilih berpisah dari Reyhan demi kepatuhannya pada agama. Sayangnya, perpisahan itu justru membawanya kepada takdir kelam karena dipinang oleh lelaki tua yang sudah beristri demi membantu perekonomian keluarga.

“Bagaimana Fathia menjalaninya? Bagaimana keyakinan Fathia kepada Tuhannya diuji? Semua akan dijawab melalui filmnya nanti,” tutur Rendy.

PPC disutradarai oleh Amrul Umami, sutradara muda yang sukses membuat film edukasi dan komersial baik untuk layar lebar maupun web series. Adapun skenarionya ditulis oleh Ali Ghifari yang beberapa karyanya bisa dinikmati pada platform digital seperti VIDIO, WETV dan KLIKFILM serta beberapa film layar lebar. 

“Kami berharap film ini bukan sekedar menjadi tontonan, tapi juga menjadi tuntunan. Film adalah media edukasi moral yang paling mudah diserap oleh masyarakat umum, dan tentunya dalam jangka panjang bisa berkontribusi terhadap pembangunan karakter bangsa,” tutupnya.

 

Tags

Artikel Terkait

Terkini