• Sabtu, 27/07/2024 17:39 WIB
SCM GRUP MENGUMUMKAN DIRI SEBAGAI PEMEGANG HAK SIAR OLYMPIC GAMES PARIS 2024

Kisah Memoar Diangkat ke Layar Lebar, Muhiddin M. Dahlan: Hanung Bramantyo Pemberani

- Senin, 20/05/2024 10:31 WIB

Penulis novel "Tuhan Izinkan Aku Menjadi Pelacur", Muhiddin M. Dahlan, mengungkapkan ketakutannya setelah menulis kisah seorang Muslimah bernama Memoar. Namun, di balik penulisan novelnya tersebut, ada sutradara yang berani mengangkat cerita kisah nyata ini ke layar lebar, yaitu Hanung Bramantyo. Yang dirubah menjadi Tuhan Izinkan Aku Berdosa.

"Tokohnya ada orang-orangnya gitu ya. Dan seperti di film ini, tokohnya juga enggak bisa diterima, ditolak di mana-mana. Jadi ini  Memoar, tapi usia  Memoar  cuma tiga bulan, dipaksa oleh institusi. Tentu ini harus novel katanya supaya enggak ada orang tersinggung," ungkap Muhiddin.

Memoar itu sendiri usianya cuma tiga bulan, sebuah kisah nyata. Orang-orang yang membaca kemudian marah, sehingga statusnya berubah menjadi sastra. "Orangnya berubah statusnya menjadi sastra kelihatan orangnya, jadi diusahakan di apa di dirancukkan semuanya supaya gak ada yang tersinggung. Novel ini keluar 2003," lanjutnya.

Muhiddin juga menceritakan ketakutannya saat menulis novel tersebut, "Awalnya Kiran yang asli itu gembira ketika buku itu diterbitkan, tapi setelah dimaki secara nasional, ketakutannya minta ampun. Sampai sekarang saya gak pernah ketemu."

Keberanian Hanung Bramantyo untuk mengangkat cerita ini ke layar lebar mendapat pujian dari Muhiddin. "Saya hampir di Metro Jaya kalau gak salah tahun 2004, ada yang mengajukan itu sebagai penghinaan agama. Untungnya tidak terjadi apa-apa. Pada Januari 2021, ketika COVID-19 masih marak, saya bercerita bahwa saya tidak akan menyentuh sastra lagi. Tapi Hanung berani mengambil risiko untuk mengangkat cerita ini ke film," kata Muhiddin.

Ia menambahkan, "Apalagi sekarang, bahkan musik pun itu dianggap haram oleh sebagian orang. Tetap akan jadi sensitif memang. Saya, sebagai orang yang mendalami sejarah selama 30 tahun, tahu betul bahwa undang-undang sejarah bisa memakan korban yang sangat banyak. Semoga saya tidak terkena masalah," tutup Muhiddin.

Keberanian Hanung Bramantyo dalam mengangkat kisah kontroversial ini diharapkan dapat memberikan sudut pandang baru dan memperkaya khazanah perfilman Indonesia

Tags

Artikel Terkait

Terkini