• Selasa, 10/12/2024 05:07 WIB
Grup musik rock kenamaan asal Amerika Serikat, Hoobastank, akan menjadi opening act untuk konser The Script - Satellites World Tour 2025 yang akan digelar di Jakarta dan Surabaya. Kedua konser ini dijadwalkan pada Jumat, 14 Februari 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD dan Minggu, 16 F

Prof. Dr. Deby Vinski dan Dr. Miguel Martinez Del Campo Jelaskan Perbedaan Terapi Sel dan Terapi Sel Punca (Stem Cell)

- Rabu, 13/11/2024 19:45 WIB

Jakarta –, Prof. Dr. Deby Vinski dan Dr. Miguel Martinez del Campo memberikan penjelasan mendalam mengenai perbedaan antara terapi sel dan terapi sel punca (stem cell), serta efektivitasnya dalam pengobatan berbagai penyakit.

Dalam sesi diskusi, Prof. Dr. Deby Vinski memulai dengan mengungkapkan perbedaan dasar antara kedua jenis terapi ini. “Sel dan sel punca adalah dua hal yang sangat berbeda. Sel punca adalah sel hidup yang memiliki kemampuan untuk berkembang menjadi berbagai jenis sel lainnya, sementara terapi sel menggunakan sel yang tidak perlu disimpan dalam kondisi hidup,” jelas Prof. dr Deby Vinski. Pada acara Grand Opening Global Leader Health Summit, yang digelar di Ivek Vinski Ballroom, Vinski Tower, Ciputat Raya, Jakarta Selatan, pada Rabu (13/11)

Dr. Miguel Martinez del Campo menambahkan, “Secara dasar, sel punca ditemukan di berbagai organ tubuh kita. Mereka ada di tubuh kita, diproduksi di berbagai bagian tubuh, dan berfungsi untuk membedakan diri menjadi jaringan tertentu yang dapat memperbaiki tubuh kita dari dalam.” Dr. Miguel menjelaskan bahwa terapi sel punca melibatkan pengambilan sel punca dari sumber-sumber tubuh, seperti jaringan lemak atau sumsum tulang, kemudian ditempatkan di lingkungan lain untuk berkembang menjadi jaringan yang diinginkan, seperti tulang rawan, tendon, atau retina, untuk memperbaiki bagian tubuh yang terluka atau rusak.

Dr. Miguel lebih lanjut menjelaskan bahwa terapi sel punca memiliki kemampuan untuk memperbaiki tubuh dengan menggunakan mekanisme perbaikan alami tubuh, yang memungkinkan sel punca berkembang menjadi jaringan yang diperlukan untuk perbaikan organ tertentu.

Dalam diskusi mengenai efektivitas kedua terapi ini, Prof. dr Deby Vinski dan Dr. Miguel sepakat bahwa perbedaan antara terapi sel dan terapi sel punca lebih bergantung pada jenis pengobatan yang dibutuhkan. “Ada terapi sel yang digunakan untuk pengobatan kanker, yang merangsang sistem imun untuk melawan sel kanker. Sel punca, di sisi lain, lebih banyak digunakan dalam kedokteran regeneratif untuk memperbaiki jaringan atau organ tertentu yang rusak,” kata Dr. Miguel.

Prof. dr Deby Vinski juga menambahkan, “Tujuan utama dari terapi sel punca adalah untuk mengambil sel punca dari tubuh sendiri dan menggunakannya untuk memperbaiki atau meregenerasi organ yang rusak, karena sel punca memiliki sifat unik untuk berkembang menjadi jenis jaringan tertentu.”

Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dalam dunia medis, termasuk Prof. Jaime Rodriguez, Prof. Carlos Galante Saval, Dr. Matt Riemann, Dr. Eugene Durenard, Brigjen TNI (Purn) Jajang Edi, Dr. Dr. Dollar, Dr. Dahlan Gunawan, dan Dr. Timbul Tampubolon.

Dengan penjelasan yang mendalam dari para ahli, Global Leader Health Summit menjadi platform penting dalam memperkenalkan dan mendiskusikan kemajuan terbaru dalam terapi sel dan terapi sel punca, yang diharapkan dapat membuka jalan bagi solusi pengobatan baru di Indonesia dan dunia.

Tags

Artikel Terkait

Terkini