Meski menjalankan ibadah puasa, Soraya Larasati tetap menjalani latihan lari dengan intensitas yang terjaga. Baginya, menjaga kondisi tubuh tetap aktif selama Ramadan adalah hal yang penting, asalkan dilakukan dengan bijak.
“Kalau siang memang agak lemas, tapi kan sebentar lagi buka puasa juga. Latihannya tetap aman karena intensitasnya rendah, jadi tidak perlu sampai didampingi dokter,” ujar Soraya.
Selama Ramadan ini, ia masih tetap melakukan latihan lari jarak jauh. “Paling jauh kemarin 20 km. Aman kok, karena sudah tahu cara mengatur nutrisi, karbohidrat cukup, hidrasi juga cukup. Memang sih, siang hari pasti lebih lemas karena cairan tubuh berkurang, tapi ya tetap berusaha,” tambahnya.
Tetap Jaga Pola Latihan dengan Variasi Olahraga
Meski tidak lari setiap hari, Soraya tetap berolahraga setiap hari dengan kombinasi latihan lainnya.
“Aku mix dengan strength training, yoga, atau pilates. Kalau puasa, tidak terlalu memaksakan diri, tapi kalau di luar Ramadan pasti ada program latihan yang harus lebih intens,” jelasnya.
Soraya juga tengah mempersiapkan diri untuk maraton di luar negeri. “Aku ada program buat ke Berlin, jadi latihannya pasti disesuaikan,” katanya.
Pernah Cedera karena Salah Pakai Sepatu
Saat pertama kali menekuni lari, Soraya pernah mengalami cedera akibat salah memilih sepatu.
“Di awal-awal latihan lari, aku sempat cedera selama dua minggu karena salah pakai sepatu. Dulu teknologi sepatu belum sebagus sekarang, jadi ya masih proses belajar,” ceritanya.
Kini, ia lebih paham soal pemilihan perlengkapan lari yang tepat agar tetap nyaman dan terhindar dari cedera.
Tetap Prioritaskan Ibadah saat Maraton
Soraya sempat menjadi perbincangan publik saat videonya beredar di media sosial—ia berhenti di pinggir jalan untuk salat di tengah perlombaan maraton di Singapura.
“Aku juga bingung viralnya di mana. Kalau ibadah kok dipermasalahkan? Memangnya kalau kita lagi lari, ibadahnya bisa ditinggalkan?” ungkapnya.
Saat itu, ia sengaja memilih kategori 10 km agar bisa salat Subuh sebelum start. “Di Singapura, start larinya sangat dekat dengan waktu Subuh, jadi aku ambil kategori 10 km supaya bisa tetap salat dulu. Kalau ambil kategori lebih jauh, harus salat di tengah perlombaan, yang justru lebih sulit,” jelasnya.
Ia juga memilih maraton di luar negeri dengan pertimbangan waktu ibadah. “Kalau di World Major Marathon, waktu start-nya lebih siang, jadi bisa salat Subuh dulu di hotel. Itu salah satu alasan aku memilih maraton di luar negeri,” tambahnya.
Bangga Maraton Jadi Tren di Kalangan Artis
Maraton kini semakin populer di kalangan figur publik, dan Soraya merasa senang melihat banyak artis ikut serta dalam olahraga ini.
“Ini energi positif! Artis itu punya pengaruh besar, dan kalau mereka bisa menginspirasi banyak orang untuk hidup sehat lewat lari, kenapa tidak? Kita bisa bonding dengan keluarga, sekaligus memeriahkan berbagai acara lari di Indonesia,” ujarnya.
Dua nama yang belakangan menjadi sorotan adalah Raffi Ahmad dan Ariel Noah yang ikut serta dalam maraton.
“Mereka berdua punya pengaruh besar di Indonesia. Ketika mereka ikut maraton, itu bisa jadi movement besar yang menginspirasi banyak orang untuk ikut juga,” katanya.
Akan Hadir di Pocari Sweat Run 2025 di Lombok
Meski tidak memiliki target khusus untuk lomba di Lombok, Soraya memastikan akan hadir untuk ikut meramaikan.
“Target latihan aku bukan untuk event di Lombok, tapi aku akan tetap hadir untuk memeriahkan. Soal kategori, belum tahu ambil yang mana,” ujarnya.
Baginya, maraton bukan soal kecepatan, melainkan tentang mengalahkan diri sendiri.
“Lari itu penuh tantangan, apalagi kalau jaraknya jauh. Struggling saat menuju garis finis itu yang bikin nagih. Latihannya juga butuh waktu berbulan-bulan dan banyak pengorbanan, tapi saat berhasil, rasanya luar biasa,” tutupnya.
Artikel Terkait
AiNA THE END Rilis “Peerless Flowers”, Lagu Tema untuk Film “Mononoke the Movie: Chapter 2 – Hinezumi”
Carrie Coon Ungkap Alasan Suaminya, Tracy Letts, Tidak Cocok untuk The White Lotus Thailand
Fhan C8: Sepeda Listrik Tangguh untuk Petualangan dan Perkotaan
Luna Maya: Menjaga Penampilan dan Memilih Medan Perang dalam Hidup