Jakarta, 27 Juni 2024 - Pulau Natuna, yang terletak di persimpangan wilayah Asia Tenggara, semakin penting karena profil geografis dan demografisnya yang unik. Dengan kekayaan laut yang melimpah, populasi yang beragam, dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, Natuna menjadi sorotan melalui rangkaian kegiatan Natuna Geopark Sport Events, khususnya Natuna Geopark Marathon yang diadakan awal Juni tahun ini.
Acara ini diikuti oleh beragam peserta dari berbagai kalangan, termasuk masyarakat sipil, institusi pemerintah daerah seperti Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Natuna, serta TNI AU dan TNI AL yang bermarkas di Natuna. Beberapa perwakilan pemerintah dari tingkat nasional seperti Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif, Kementerian Perikanan & Kelautan, Kementerian Pemuda & Olahraga, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, dan Komite Pemantau Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) juga turut hadir. Selain berpartisipasi dalam acara tersebut, para perwakilan nasional juga melakukan diskusi intensif mengenai proyek-proyek investasi di sektor pariwisata, olahraga, geopark, dan perikanan di Kabupaten Natuna.
Geopark di Kabupaten Natuna memiliki berbagai keistimewaan seperti bebatuan granit terkenal dan struktur karst besar yang menarik perhatian ahli geologi dan wisatawan. Wilayah ini juga kaya akan keanekaragaman hayati, dengan flora dan fauna unik. Selain itu, aspek budaya dari geopark di wilayah Natuna melibatkan berbagai peninggalan kuno dan penduduk setempat, memungkinkan wisatawan mempelajari sejarah wilayah paling utara di Indonesia ini.
Salah satu hasil tangkapan utama di Kabupaten Natuna adalah ikan Napoleon, yang memiliki peran penting dalam perekonomian lokal. Spesies ini dikenal dengan warna-warna cerahnya yang khas dan tersebar di seluruh wilayah Indo-Pasifik. Permintaan tinggi di pasar lokal dan internasional membuat ikan Napoleon memiliki nilai ekonomi yang menguntungkan. Perdagangannya tidak hanya meningkatkan taraf ekonomi lokal tetapi juga menciptakan banyak peluang kerja bagi penduduk pulau ini.
Catur Sarwanto, Direktur Usaha dan Investasi Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengatakan, "Ikan Napoleon (Cheilinus undulatus) telah dibudidayakan dan menjadi sumber pendapatan ekonomi di wilayah Natuna, khususnya di Pulau Sedanau. Dibukanya akses ekspor ikan Napoleon melalui jalur laut tentu akan menambah devisa negara, namun proses ekspor tidak dapat dilakukan secara masif karena membutuhkan waktu tertentu untuk membesarkan anakan yang ditangkap dari alam. Kegiatan pemanfaatan ikan Napoleon di Kabupaten Natuna dibagi menjadi dua tahap: menangkap anakan di alam dan membesarkan anakan di keramba. Kedua kegiatan ini tidak dapat dipisahkan dalam membangun sistem budidaya."
Selain ikan Napoleon, beberapa produk perikanan Natuna lainnya yang terkenal dengan cita rasa dan kualitasnya adalah ikan bilis asin. Metode tradisional dalam menangkap, mengasinkan, dan mengeringkan ikan membuat produk tersebut memiliki kualitas tinggi yang dapat diandalkan di pasar internasional. Ekspansi ke wilayah baru akan meningkatkan kesadaran akan brand dan menciptakan peluang kerja dalam penangkapan, pengolahan, dan ekspor, yang bermanfaat bagi perekonomian lokal dan meningkatkan standar hidup masyarakat.
Potensi Kabupaten Natuna dalam pariwisata geopark, penangkaran ikan, dan ekspor ikan bilis asin menawarkan peluang pertumbuhan ekonomi yang signifikan. Pembangunan berkelanjutan adalah kuncinya, menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan pelestarian lingkungan melalui praktik-praktik ramah lingkungan. Dengan menekankan pariwisata yang bertanggung jawab, pembudidayaan ikan yang berkelanjutan, dan ekspor berkualitas tinggi, Natuna dapat mencapai kemakmuran sambil melestarikan ekosistem dan warisan budayanya.
"Natuna layak disebut sebagai mutiara di ujung utara Indonesia. Selain kaya akan cadangan minyak dan gas bumi, Natuna juga kaya akan sumber daya alam dari segi kelautan/perikanan, perkebunan, pertanian, pariwisata, dan budaya. Sayangnya, sektor industri pengolahan belum tergarap secara optimal karena mahalnya biaya transportasi dari dan ke Natuna. Akibatnya, jalan masih panjang untuk membangun cerita sukses pembangunan bagi perkembangan kehidupan masyarakat Natuna," ujar Armand, Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD).
Artikel Terkait
Melestarikan Cagar Budaya dan Mendorong Pertumbuhan, Dari Geopark hingga Pasar Ikan Global
Mengungkap Permata Tersembunyi di Asia Tenggara: Pulau Natuna yang Mempesona
Pulau Natuna Jadi Salah Satu Destinasi Utama GFNY Group Ride 2023, Usung Sport Tourism Melalui Keseruan Bersepeda
Natuna Layaknya Jadi Destinasi Wisata Prioritas