Menikmati pemandangan indah dari udara melalui pesawat tempur merupakan sebuah pengalaman yang patut diapresiasi karena tidak semua orang bisa merasakan hal tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) El Tari Kupang, Marsma TNI Umar Faturrohman, S.I.P., M.Si.M.,Tr.
Lulus SMA tahun 1986, lelaki yang akrab disapa Umar ini melanjutkan pendidikan di Akademi Angakatan Udara tahun 1987 dan lulus sekolah penerbangan tahun 1992.
Pertama tugas ditempatkan di Skuadron 14 Madiun. Adapun pesawat yang digunakan adalahh F5. "Saat itu saya merasa bangga bisa menerbangkan pesawat," jelasnya.
Sedangkan pengalaman lain, awal menjadi tentara, dirinya pernah ditugaskan untuk membantu pengawakan pilot maskapai Gardua.
"Setelah 3,5 tahun bertugas di Garuda, kami kembali bertugas di TNI AU dan melanjutkan di Skuadron 17 dengan pesawat Boeing," jelasnya.
Selanjutnya, Umar melanjutkan pendidikan instruktur penerbangan di Yogyakarta dan kemudian mengajar sekolah penerbangan.
"Akhirnya cita-cita saya menjadi penerbang sekaligus militer tercapai," katanya.
Menurutnya, pengalaman menjadi penerbang adalah sebuah karunia karena tidak semua orang bisa dan dapat menikmati keindahan alam yang bagus dan subur dari pesawat tempur.
"Saya sangat bersyukur bisa menjadi penerbang. tapi semenjak menjadi komandan skuadron Taruna sudah lama tidak terbang lagi," jelasnya.
Sedangkan konsidi Pangkalan Udara (Danlanud) El Tari Kupang, jelas umar, saat ini wilayah udara Kupang aman dan terkendali.
"Patroli udara terus berlanjut karena banyak dukungan dan fasilitas yang kami terima untuk mendukung operasional. Apalagi sudah type A tentunya sudah sesuai standar penerbangan," tandasnya.
Artikel Terkait
Lima Pesawat Udara (Pesud) Bonanza dan dua Helikopter Bell 505 Pusat Penerbangan
Suka Duka Umar Fathurrohman Dari Penerbang TNI AU Sampai Jadi Pilot Garuda
Erupsi Gunung Agung Tidak Pengaruhi Aktivitas Wisata dan Penerbangan
Sebuah Undercover Romance, Penerbangan Rahasia dalam Reinvention of Taylor Swift