Seoul, September 2024 – Penggemar K-POP dari seluruh dunia berkumpul di depan kantor pusat HYBE di Seoul, Korea Selatan, untuk menggelar kampanye yang mendorong praktik penjualan album K-pop yang lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. Aksi ini merupakan bagian dari kampanye bertajuk ‘Plastic Album Sins’ yang diprakarsai oleh Kpop4Planet. Kampanye ini menampilkan boneka-boneka yang melambangkan para penggemar yang terbebas dari taktik penjualan album yang dianggap merugikan lingkungan.
HYBE, salah satu perusahaan hiburan K-pop terbesar dengan aset mencapai 5,25 triliun Won Korea (setara 60 triliun Rupiah), menjadi sorotan utama dalam aksi ini. Perusahaan tersebut dituduh telah menambah polusi plastik secara signifikan melalui berbagai taktik penjualan ‘kotor’, seperti penjualan photocard secara acak, sistem undian untuk fansign, dan peluncuran beberapa versi album yang mendorong penggemar membeli album secara massal.
Laporan Keberlanjutan HYBE tahun 2023 mengungkapkan peningkatan 77,9% dalam penggunaan plastik untuk produksi album antara tahun 2022 hingga 2023. Hal ini kontras dengan ‘visi Hiburan yang Berkelanjutan’ yang diusung HYBE, yang pada praktiknya belum sepenuhnya terealisasi. Bahkan, the Korea Institute of Corporate Governance and Sustainability (KCGS) memberikan nilai terendah kepada HYBE dalam kategori lingkungan dibandingkan dengan tiga perusahaan hiburan besar lainnya: SM, YG, dan JYP.
"Industri hiburan, yang menjadi salah satu pendorong ekonomi Korea Selatan, tetap mempraktikkan penjualan yang meningkatkan volume sampah plastik dan ikut menyumbang emisi di planet bumi," ujar Dayeon Lee, juru kampanye Kpop4Planet. Lee juga menambahkan bahwa dengan krisis iklim yang semakin memburuk, penting bagi HYBE untuk mendengarkan suara para penggemar yang menyerukan perubahan dalam praktik penjualan album mereka.
Kpop4Planet sebelumnya mengadakan jajak pendapat daring yang diikuti oleh lebih dari 12.000 penggemar K-pop di Korea Selatan dan seluruh dunia. Hasilnya, 42,8% partisipan menganggap penggunaan album sebagai alat undian untuk acara fansign sebagai taktik penjualan terburuk yang diterapkan oleh perusahaan hiburan seperti HYBE. Survei serupa pada Maret 2024 yang melibatkan 14.000 penggemar juga menunjukkan bahwa 36,5% penggemar merasa tertekan untuk membeli beberapa album demi mengumpulkan photocard, sementara 27,7% melakukannya untuk meningkatkan peluang menghadiri acara eksklusif seperti fansign.
Kpop4Planet telah mengirimkan surat terbuka kepada HYBE, mendesak perusahaan untuk menghentikan taktik penjualan yang memaksa penggemar membeli beberapa salinan album fisik yang sama. Hingga saat ini, HYBE belum memberikan tanggapan resmi.
Sebuah laporan dari parlemen Korea pada tahun 2022 mencatat bahwa jumlah sampah plastik yang dihasilkan oleh perusahaan hiburan telah meningkat 14 kali lipat dalam enam tahun terakhir. Meskipun era streaming digital telah dimulai, penjualan album fisik K-pop justru melonjak selama satu dekade terakhir, dengan lebih dari 116 juta album terjual pada tahun 2023.
Sejak diluncurkannya kampanye No K-pop on a Dead Planet oleh Kpop4Planet pada tahun 2021, industri K-pop telah mengambil beberapa langkah tentatif menuju keberlanjutan. Namun, upaya-upaya ini, seperti penggunaan kertas ramah lingkungan, perilisan album secara digital, dan photocard yang dapat dilarutkan, dinilai belum efektif mengatasi akar masalah sampah plastik yang berlebihan.
"Upaya yang telah dilakukan baru-baru ini menunjukkan bahwa perusahaan hiburan belum sepenuhnya memahami apa yang diinginkan penggemar. Mereka harus mengubah cara penggemar dapat mengakses acara fansign dan mengembangkan sistem lain yang tidak akan mendorong penggemar menghasilkan sampah hanya untuk melengkapi koleksi photocard mereka," ujar Mathieu Berbiguier, penggemar ENHYPEN dan Asisten Profesor Tamu Studi Korea di Universitas Carnegie Mellon, Amerika Serikat.
Praktik penjualan album yang merugikan lingkungan ini tidak hanya terjadi di industri K-pop. Artis global seperti Taylor Swift dan Billie Eilish juga menghadapi kritik atas praktik serupa, di mana angka penjualan sering kali diutamakan dibandingkan tanggung jawab lingkungan.
Artikel Terkait
Aksi Kreatif Penggemar K-POP di Depan Kantor HYBE: Dorong Praktik Penjualan Bertanggung Jawab Terhadap Lingkungan
K-Pop BTS Diperpanjang Kontraknya Yang di Umumkan Agenci HYBE