Musisi dan produser asal Korea, Su Lee, memulai perjalanan musiknya di kamar berukuran 10 meter x 10 meter yang sederhana di Seoul tempat ia menulis dan memproduksi semua kontennya sendiri, sebelum pengakuan internasional kemudian mendorongnya ke Los Angeles. Kamar kecil ini adalah tempat di mana ia makan, tidur, berkreasi, dan di sana juga single terbarunya "Super Happy" lahir. "Super Happy", bersama dengan B-side "Jump", adalah cuplikan pertama dari album perdananya yang akan dirilis di akhir tahun ini. Dengarkan “Super Happy” melalui tautan berikut: orcd.co/superhappy
Mengenai inspirasi di balik "Super Happy", Su bercerita, "Aku berada di tempat di mana kesehatan mentalku cukup baik ketika aku menulis `Super Happy`, setelah sebelumnya tenggelam dalam depresi dan kesepian, sangat menyegarkan untuk akhirnya merasa bahagia. Tapi bahkan di tengah perasaan senang itu, selalu ada suara jahat dan menyebalkan di kepalaku yang mengatakan, `Hanya tinggal menunggu waktu sebelum kamu akan depresi dan sedih lagi!` aku ingin membuat lagu yang mewakili bentrokan tidak nyaman dari dua emosi yang sangat berbeda ini."
Bersama dengan “Jump”, “Super Happy” menandai langkah maju bagi musisi asal Seoul ini seraya ia menjelajahi wilayah sonik baru dan beranjak dari proses kreatifnya yang hanya melibatkan dirinya ke proses yang lebih kolaboratif. Su Lee berkolaborasi dengan produser dan artis kelahiran Kolombia yang berbasis di LA, Ariza, untuk memproduksi dua lagu unik yang menampilkan perpaduan bahasa Korea, Spanyol, dan Inggris itu.
"Proses pembuatan lagu ini dilakukan sepenuhnya melalui email. Membuat lagu melalui email memiliki keindahannya sendiri," kenang Su tentang proses pembuatan lagu ini. "Pembuatan lagu ini dimulai dengan aku yang hanya mengirim klip suara selama 20 detik ke Ariza dan sangat memuaskan melihat lagu ini berkembang perlahan melalui setiap email yang kami kirim satu sama lain sambil terus menambahkan hal-hal baru!"
TENTANG SU LEE
Su Lee pertama kali masuk ke dunia musik melalui lagu dan video “I’ll Just Dance” dengan subtitle “What My Mental Breakdown Sounds Like” yang meraih 30.000 upvotes di Reddit dan 750.000 views di YouTube dalam satu bulan pertama, dan sangat relatable dengan penonton yang merasa terjebak selama pandemi Covid-19. Baik lagu maupun videonya 100% dibuat oleh Su sendiri dan menampilkan gayanya yang unik dan jujur.
"I`ll Just Dance" dengan cepat menarik perhatian banyak label musik di luar sana. Su dan musiknya terbilang kontras dengan bintang pop tradisional yang kita lihat selama ini. Komitmen terhadap kejujuran dan keaslian ini terus menarik banyak penggemar, dan selain merilis musik, ia juga membuat podcast "Overthinkers Society" dan live streams di Twitch.
Pada Agustus 2021, Su merilis EP-nya, `Box Room Dreams` yang diproduksi sendiri, dan membahas satu tahun dalam isolasi dan pengalaman ia berkreasi dari kamarnya yang kecil. "Setelah karirku sebagai musisi meluncur hampir bersamaan dengan pandemi, EP ini seperti jurnal karantina aku sebagai musisi pemula," Su bercerita. "Ini merupakan campuran dari rasa kesepian, ketidakpastian, dan kecemasan. Tapi aku juga ingin menambahkan sedikit lamunan dan harapan besar untuk masa depan yang akan datang." Harapan ini semakin dimantapkan dengan komentar hangat dari The Guardianyang mengatakan, "Jika kita bisa menyimpulkan internet di era Gen Z, dengan segala kecemasan, kekonyolan, dan kreativitasnya, ke dalam diri seseorang, hasilnya adalah Su Lee."
Su Lee memiliki basis pendengar yang terus berkembang pesat di Asia, dengan Top Streaming Markets yang termasuk 🇮🇳 India #1, 🇲🇾 Malaysia #3, 🇮🇩 Indonesia #4, 🇵🇠Filipina #8, dan 🇹🇼 Taiwan #10. Su juga meraih berbagai pujian dari media internasional seperti Billboard, NYLON, Elle, dan Teen Vogue, dan semakin siap untuk meluncur melewati dinding-dinding kamarnya.
TENTANG ARIZA
Juan Ariza (Ariza) adalah produser, penulis, komposer, multi-instrumentalis dan musisi dari Bogotá, Kolombia yang berbasis di LA. Kecintaannya akan musik diterjemahkan dalam pilihan berani di berbagai produksinya, tetapi juga tetap menunjukkan perhatian terhadap detail dan rasa hormat yang menyeluruh untuk mengerjakan suatu proyek dengan cara yang terbaik.
Karya terbarunya termasuk "Nasa" dari Camilo, "Love You More" dari Ashley Kutcher dan "Holding On" karya Francis Karel. Juan juga mengerjakan produksi tambahan di "Pretty Please" milik Dua Lipa dan "What A Time (feat. Niall Horan)" dari Julia Michaels. Kolaboratornya termasuk Ian Kirkpatrick, Pasek & Paul, Lalah Hathaway, Ingrid Michaelson, Teddy Geiger, Kole, Elsa Curran, John Ryan, Nicole Zignago, Daylight, dan banyak lagi.
Artikel Terkait
Boy Band Jepang BE:FIRST Perkenalkan Video Musik untuk Single Terbaru ‘Masterplan’ – Gabungan Hip-Hop dengan Sentuhan Khas ‘Buatan Jepang’
Eclat Story dan Luqman Podolski Menghadirkan Lagu ‘Menanti’ untuk Pecinta Musik Pop
Sheila ON7 Kembali Akan Meriahkan Jakarta dengan Konser Musik Spektakuler
Blxst dan Feid Meriahkan Dunia Musik dengan Kolaborasi Spektakuler