Penyanyi-penulis lagu asal London, Matt Maltese, hari ini merilis album keempatnya ‘Driving Just To Drive’ melalui label musik Nettwerk. ‘Driving Just To Drive’ merupakan album pertama Matt Maltese sejak album ke-3-nya, ‘Good Morning It’s Now Tomorrow’, dirilis pada tahun 2021.
Single yang mengawali perjalanan album baru ini "Museum", "Mother", "Florence", dan "Driving Just To Drive" juga telah mendapat pujian dari sejumlah media ternama seperti The Guardian, Notion, Clash, DIY, dan lagunya juga masuk dalam playlist New Music Friday di 8 wilayah Asia di Spotify termasuk Indonesia.
Pada bulan Mei, Matt Maltese akan memulai tur perdananya di kawasan Asia yang akan mengunjungi 5 kota besar di Asia.
Jadwal Tur Asia Matt Maltese
21 Mei | Legacy, Taipei
22 Mei | Samsung Hall, Manila
24 Mei | UCC Theatre, Singapore
26 Mei | Union Hall, Bangkok
28 Mei | Seoul Jazz Festival, Seoul
Setelah sukses meraih setengah miliar stream lewat single viralnya, "As The World Caves In", Matt kini memiliki lebih dari 6.5 juta monthly listeners dan lebih dari 500 ribu followers di TikTok. Sejumlah musisi terbesar dunia, seperti Doja Cat dan V BTS, turut menjadi penggemar Matt. Doja sempat memainkan lagu "Curl Up And Die" milik Matt di sesi Instagram Live-nya, begitu pun V yang memainkan lagu “When You Wash Your Hair” dari Matt di Instagram story-nya
Frank Ocean juga menampilkan single Matt, "Rom-Com Gone Wrong", di acara radio Blonded-nya. Matt juga ikut bagian menjadi penulis lagu di "All In Good Time" oleh Jamie T, yang menyebutnya sebagai salah satu penulis lagu terbaik di Inggris. Matt juga sebelumnya telah menulis musik bersama Joy Crookes dan Celeste.
`Driving Just To Drive` menampilkan Matt yang terbuka dan mencoba berbagai sound baru, namun tetap sesuai dengan identitasnya. Ia selalu ingin mencari cara untuk membuat pendengarnya tertawa, namun kini ia semakin bisa menurunkan perisainya dan membuka dirinya. Hasilnya adalah musik manis yang emosional dan jujur, yang tak heran membawanya semakin populer di Asia. Indonesia, India, Malaysia dan Filipina kini masuk di Top 10 streaming market global Matt
Saat aku masih berusia 18 tahun, aku mengalami patah hati dan seperti kehilangan egoku, yang membawa suatu ketulusan tersendiri," Matt bercerita tentang emosi nostalgia dan romantis yang membawa album ini menjadi karya yang tulus, jujur, namun tetap kuat. “Aku terkadang menghindari perasaan tulus ini, namun seraya waktu berlalu, aku rasa tak ada lagi waktu untuk meremehkan diri sendiri. Aku kini berusaha berpikir lebih sedikit dan mencoba menjadi lebih ringan ketika menulis musikku."
Album yang sinematik ini diproduksi Matt bersama Josh Scarbrow, dan ditulis bersama Joy Crookes, Celeste, Etta Marcus dan lainnya, yang membuatnya sadar, “Aku tak pandai dalam membiarkan orang lain membantuku, namun kini aku sudah lebih baik," cerita Matt. “Berbagi dengan orang lain benar-benar terasa menyenangkan. Josh belum pernah membuat album sebelumnya, jadi proses pembuatan dengan orang-orang seusiaku ini sangat menyenangkan."
1. Mother
2. Irony Would Have It
3. Florence
4. Mortician
5. Museum
6. Widows
7. Coward
8. Driving Just to Drive
9. Hello Black Dog
10. Suspend Your Disbelief
11. But Leaving Is
Artikel Terkait
Here Comes The Sun Eater (HCTS) 2024: Suatu Pengalaman Musik dan Kreativitas di Pulau Bali
Boy Band Jepang BE:FIRST Perkenalkan Video Musik untuk Single Terbaru ‘Masterplan’ – Gabungan Hip-Hop dengan Sentuhan Khas ‘Buatan Jepang’
Eclat Story dan Luqman Podolski Menghadirkan Lagu ‘Menanti’ untuk Pecinta Musik Pop
Sheila ON7 Kembali Akan Meriahkan Jakarta dengan Konser Musik Spektakuler